.

Ketum PBNU: Islam di Indonesia Paling Dilihat di Mata Dunia


Ketum PBNU: Islam di Indonesia Paling Dilihat di Mata Dunia
Jakarta - Ketum PBNU Said Aqil Siradj menilai, kebudayaan Islam di Indonesia paling dapat dibanggakan dari pada negara-negara muslim lain di dunia. Terlebih jika dibandingkan dengan negara-negara muslim di kawasan Timur Tengah, menurutnya Indonesia jauh lebih beradab.

"Hanya Indonesia yang budaya muslimnya masih bisa dilihat di mata dunia. Kita sudah jijik, malu dan ngeri kalau melihat Islam Timur Tengah," kata Said dalam acara Halaqah Ulama: NU dan Indonesia, Tantangan ke Depan Perkembangan Umat dan Bangsa di Hotel Acacia, Jl Kramat Raya, Jakarta Pusat.
Said mencontohkan kondisi yang terjadi di Irak saat ini. Di mana masyarakat di sana setiap harinya disuguhi dengan ledakan bom. Sayangnya, konflik di Irak dipicu permasalahan politik, suku dan aliran mazhab. Permasalahan-permasalahan semacam itu, menurut Said, seharusnya dapat diselesaikan dengan cara-cara yang lebih bermartabat.

"Faktanya di sana tidak ada dialog, tidak ada niatan untuk Islah. Semua diselesaikan dengan peluru dan bedil," ujarnya.

Sejak lengsernya Saddam Husein pada tahun 2006 lalu hingga akhir tahun 2014, Irak telah kehilangan 800 ribu warganya. Nyawa mereka menghilang untuk alasan yang tak jelas.

"Apa yang bisa kita banggakan dengan Islam model seperti itu? Katakanlah kalau untuk perang melawan Israel misalnya, jelas melawan penjajah. Kalau ini sia-sia," tuturnya.

Kemudian di Suriah, dengan permasalahan serupa, telah kehilangan sekitar 200 ribu nyawa dalam kurun waktu 4 tahun. Padahal di sana masih banyak ulama-ulama hebat yang masih hidup. Sayangnya masyarakatnya terus terlibat konflik. Hal serupa juga terjadi di Libya, Afghanistan, Somali, Yaman dan Palestina.

"Padahal di sana mayoritas beraliran sunni. Ulamanya hebat-hebat. Tapi masyarakatnya tidak bisa kita banggakan," kata Said.

Kemudian ia mencontohkan konflik muslim yang terjadi di Indonesia, seperti di Sampang, Madura. Meski sempat terjadi konflik besar antara NU dan Syiah di Sampang, permasalahan tersebut tidak merembet ke daerah lain.

"65 Rumah orang syiah dibakar, orang NU mati satu. Tapi bisa dilokalisir di situ saja. Juga di Banten, Tasik, Kuningan, bisa cepat kita atasi dan dilokalisir," terangnya.

Indonesia meskipun terdiri dari puluhan ribu suku dan pulau, dapat mengendalikan konflik agar tidak semakin melebar. Atas dasar itulah, umat muslim di Indonesia harus menjadi pionir perdamaian.

"Nah mari peran peradaban islam di indonesia kita tonjolkan dan kita tunjukkan pada dunia. Maka dalam muktamar ke depan, tema besarnya adalah memperkokoh islam nusantara sebagai peradaban islam dunia," tutupnya.
Baca juga: Fakta Menarik Tentang Indonesia
Previous
Next Post »