Tips Bisnis 6 Kiat Tembus Ekspor Bagi UMKM
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang UKM dan Koperasi Erwin Aksa mengungkapkan sudah saatnya pengusaha lokal percaya diri untuk merambah pasar internasional.
“Pasarnya sangat terbuka, tapi kebanyakan yang mendapat pasar ekspor adalah perusahaan yang memang spesialisasinya membuat handycraaft yang handmade,” kata dia kepada Bisnis.
Salah satu pengusaha lokal yang sudah sukses menggarap pasar luar negeri adalah Wahyu Adjisetiawan. Pelaku usaha tas kulit dan tas kanvas ini bahkan mampu mengantongi omzet Rp1 miliar – Rp5 miliar per tahun.
Hampir 70% dari total produksi tasnya yang mencapai 8.000 unit di bawah bendera Evrawood diekspor ke kawasan Eropa dan Asia seperti Belanda, Inggris, Italia, Jerman, Swedia serta Singapura, dan Malaysia. Saingannya adalah merek-merek yang sudah lebih mapan dan bermodal besar seperti Lee Cooper, Hush Puppies, Elle, Braun Buffel, Camel Active.
Wahyu tak menampik ada sejumlah tantangan yang dihadapi pelaku usaha untuk bisa menjajal ekpsor seperti yang dialaminya. Namun lagi-lagi pelaku usaha tidak boleh gentar. Sebab usaha yang lebih keras dan pantang menyerah akan mendatangkan keuntungan yang lebih besar.
“Memang ada beberapa kendala, tapi pasti ada solusinya,” kata dia.
Dari perbincangan dengan keduanya, ada enam kendala umum yang dialami pelaku usaha. Berikut ini kendala sekaligus strateginya agar mudah menembus pasar ekspor, yakni:
1. Standar kualitas produk
Menurut Wahyu, hal ini boleh-boleh saja dilakukan. Namun agar produknya dilirik dan mampu bersaing, pelaku usaha harus menonjolkan nilai lebih.
“Seharusnya ada pembeda dan kelebihan produknya.,” kata dia.
Hal senada disampaikan Erwin Aksa. Menurutnya produk yang dibuat juga harus benar-benar berkualitas. “Kualitas adalah kunci utama produk dilirik pasar,” kata Erwin
2. Riset kebutuhan pasar.
Ide untuk membuat produk yang tak pasaran
sudah ada. Tapi jangan hanya asal tampil berbeda tapi perlu ada riset
soal kebutuhan pasar.
Kecenderungan lain pelaku usaha adalah membuat produk yang sangat idealis tanpa mempertimbangkan kebutuhan calon konsumen.
“Akan lebih baik jika sejak awal meriset produk yang sesuai permintaan pasar lalu berikan nilai lebih di produknya,” kata Wahyu.
Sementara Erwin memberikan kata kunci agar lebih banyak mengeksplorasi produk kreatif. “Handycraft adalah keunggulan UKM, sementara produk manufacturing biasanya sudah dimulai atau dikuasai perusahaan yang lebih besar,” ujarnya.
Kecenderungan lain pelaku usaha adalah membuat produk yang sangat idealis tanpa mempertimbangkan kebutuhan calon konsumen.
“Akan lebih baik jika sejak awal meriset produk yang sesuai permintaan pasar lalu berikan nilai lebih di produknya,” kata Wahyu.
Sementara Erwin memberikan kata kunci agar lebih banyak mengeksplorasi produk kreatif. “Handycraft adalah keunggulan UKM, sementara produk manufacturing biasanya sudah dimulai atau dikuasai perusahaan yang lebih besar,” ujarnya.
3. Metode pemasaran secara inovatif
Salah satu yang disarankan Wahyu yakni menerapkan teknik pemasaran online. Investasikan modal khusus untuk membuat website yang menarik dan mudah diakses calon pembeli.
“Bisa juga memanfaatkan e-commerce. Selain itu rajin ikuti pameran dan kerjasama dengan pemerintah agar dapat berpameran di luar negeri,” kata dia membagi tips.
4. Regulasi ekspor impor
Hal ini sejalan dengan riset kebutuhan pasar, agar tahu produk seperti apa yang boleh dan tidak boleh dipasarkan ke negara tujuan ekspor.
“Seperti aturan tentang legalitas kayu juga penting diterapkan agar tidak terganjal ketika memasarkan produk kerajinan berbahan kayu,” ujar Erwin Aksa.
5. Konsistensi pasokan produk.
Persoalan berikutnya yang juga kerap dialami
UKM adalah keterbatasan produksi, bahkan parahnya lagi ada yang tidak
konsisten dalam memasok produk.
Biasanya UKM bermasalah saat ada permintaan besar dari luar negeri, karena masalah produksi dan permodalan.
Masalah permodalan ini bisa diatasi dengan mengajukan pembiayaan ke lembaga-lembaga perbankan. Kontrak dengan jaminan pembayaran dari pembeli juga bisa jadi modal untuk mendapatkan pembiayaan.
“Jaga perputaran produksi dengan mengajukan perbiayaan ke investor ataupun program kredit tanpa agunan dengan buga kecil dari perbankan,” tips dari Wahyu.
Biasanya UKM bermasalah saat ada permintaan besar dari luar negeri, karena masalah produksi dan permodalan.
Masalah permodalan ini bisa diatasi dengan mengajukan pembiayaan ke lembaga-lembaga perbankan. Kontrak dengan jaminan pembayaran dari pembeli juga bisa jadi modal untuk mendapatkan pembiayaan.
“Jaga perputaran produksi dengan mengajukan perbiayaan ke investor ataupun program kredit tanpa agunan dengan buga kecil dari perbankan,” tips dari Wahyu.
6. Jaga kepercayaan
Tapi jangan khawatir. Tips dari Erwin Aksa, untuk perusahaan yang baru memulai bisnis, sebaiknya bersinergi dengan perusahaan yang sudah pengalaman mengekspor dengan cara menjadi sub tender.
“Jika sudah dapat pasar sendiri, jaga kepercayaan pembeli dengan tertib pada regulasi dan konsisten berproduksi jangka panjang,” kata dia.
Sign up here with your email